Pernahkah
kalian membaca sebuah cerita baik itu dari novel, cerpen, fanfiction ataupun
komik yang tokoh utamanya di paksakan melakukan sesuatu (seperti perjodohan,
pendidikan dan pekerjaan yang akan diambil) oleh orang tuanya walaupun tokoh
utama itu menentang ataupun membenci pilihan tersebut ?. Pernahkan kalian juga
membaca cerita dimana ada tokoh utama yang walaupun sudah di siksa baik secara
psikis dan fisik oleh orang tuanya ataupun temannya pada akhirnya nanti dia
akan memaafkan mereka semua dengan kalimat yang sudah amat sangat klise
(menurutku) yaitu “ aku sudah memaafkan kalian jauh sebelum kalian meminta maaf
kepada ku “ ?. Awalnya aku suka cerita dengan alur dan penokohan seperti diatas
tapi lama kelamaan aku mulai berpikir benarkah ada manusia yang sesempurna itu
yang bisa dengan mudahnya memaafkan orang lain dan pasrah dengan apa yang
ditentukan oleh orang tuanya di dunia ini ?. Memang itu hanyalah sebuah novel,
cerpen, fanfiction dan sebuah komik dimana hal tersebut mungkin hanya karangan
saja (kita tidak membicarakan novel yang kejadiannya memang ada) tapi pernah
kalian berpikir bahwa sebenarnya apa
yang nanti kita akan tulis baik itu hanya karangan saja akan mempengaruhi
pemikiran dan perilaku seseorang (apalagi bagi kaum remaja). Benar memang hal
tersebut bisa di jadikan pembelajaran ataupun contoh yang baik tapi dengan
menggambarkan seseorang tokoh yang begitu sempurna yang baik hati, cantik,
pintar, mempunyai talenta dan lain sebagainya apakah memang benar ada di dunia
ini ?.
Manusia
adalah makhluk yang kompleks dimana ada aspek psikis dan fisik yang nantinya
akan mempenagruhi kepribadiannya. Dosen saya pernah mengatakan saat kita
membaca suatu novel dengan genre yang sama itu akan mempengaruhi sifat dan
kepribadian kita dan itu benar-benar terjadi dengan teman saya, dimana dia amat
sangat menyukai salah satu tokoh dalam sebuah novel dan menerapkannya dalam
kehidupannya. Menurut kalian mungkin itu bagus tapi menurutku itu tidak bagus,
ingat tentang penggambaran tokoh yang sempurna itu, karena tokoh yang di
idolakan teman saya terlalu sempurna ia menjadi pribadi yang selalu menjaga
jarak dengan laki-laki. Hal ini dikarena dia ingin menjadi seperti tokoh di
dalam novel tersebut dimana sang tokoh tersebut adalah orang yang yang tidak
pernah menyentuh laki-laki manapun selama hidupnya (kecuali kerluarganya) jadi
saat di menikah, pasangannya itulah yang menjadi laki-laki pertama yang
menyentuhnya. Memang kalau penggambaran di novel itu sangat bagus tapi coba
kita lihat realitanya, apakah ada orang yang memang benar-benar tidak pernah
menyentuh laki-laki lain selama hidupnya ?. Menurutku itu sangat tidak mungkin.
Karena sangat mengidolakan tokoh tersebut teman saya menjadi pribadi yang takut
jika berbicara dengan laki-laki bahkan jika ia atau laki-laki tersebut tidak
sengaja menyentuhnya ia akan gemetaran dan mengeluarkan keringat dingin.
See…bagaimana
dampak dari penokohannya yang terlalu sempurna itu terhadap pembaca, karena
terlalu ingin seperti tokoh yang di idolakannya dalam novel malah membuat dia
menjadi susah hidup di kenyataan. Untungnya aku dan teman-temanya ku yang
lainnya memberikan saran yang akhirnya membuat pandangannya menjadi berubah dan
saat ia bersalaman ataupun bersentuhan dengan laki-laki ia akan biasa saja.
Jadi, saat kalian atau siapapun yang nantinya akan menulis sebuah cerita walau
untuk kesenangan saja buatlah tokoh yang karakternya memang ada di kehidupan
sehari-hari (ada beberapa penulis yang sudah membuat penokohan yang sesuai
dengan realita tapi ada juga yang tidak) dan buat kalian penikmat sebuah cerita
boleh saja kalian mengidolakan suatu tokoh yang ada di dalam novel (ingat ini
bukan novel yang kejadiannya nyata) tapi baiknya kalian cerna terlebih dahulu
apakah yang terjadi di dalam cerita tersebut bisa kita terapkan dalam kehidupan
ini ?.
01 Agustus 2017
(20.33)
0 komentar:
Posting Komentar