Praktikum Kimia

by 05.49 2 komentar
Laporan Praktikum Koloid
Agar-Agar
 








Cretad By:
1.             Gracia Maria L
2.           Nur Ayati
3.           Prio Agung N
4.         Rika Omami
5.          Syyadam Kurnia
6.          Zulma Adistin



Daftar  Isi

         Kata Penggantar…………………………………………     i
         Daftar Isi…………………………….......………………..    ii

         BAB  1 :
1.1                                      Latar Belakang………………………………………………   1
1.2                                    Tujuan Percobaan………………………………………….    2

        BAB  2 :
        2.1  Tinjauan Pustaka………………………………………    3
        2.2  Sifat-sifat Koloid………………………………………    4
        2.3  Pembuatan Sistem Koloid…...………………………    5

        BAB  3 :
       3.1  Alat dan Bahan…………………………………………    6
       3.2  Prosedur  Percobaan………………………………….    7

       BAB  4 :
      4.1  Hasil Pengamatan………………….……………………    8
      4.2  Pembahasan………………….…………………………..  10

      BAB  5 :
      5.1  Kesimpulan……….………………………………………  11
      5.2  Saran………………..……………………………………..   12

     Daftar Pustaka…………………………………….………..   13

BAB  1
PENDAHULUAN

   1.1 Latar Belakang
  Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai koloid baik dalam bentuk   produk-produk maupun dalam keadaan terlihat yang biasa dijumpai. Seperti produk sabun, dan produk aerosol atau yang sering kali kita lihat seperi udara yang berdebu, kabut, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya setiap konsep dan penerapan serta perlakuan melalui praktek kimia membutuhkan larutan dan campuran. Di sini akan di bahas mengenai campuran yang secara khusus yakni campuran koloid. Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi ( larutan kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dengan sifat larutan dan suspensi. Keadaan bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dan dapat di buat dalam keadaan koloid.
Melalui penjelasan di atas  menyampaikan bahwa betapa pentingnya memepelajari koloid, baik dalam sifat-sifat koloid serta mengetahui cara pembuatan-pembuatan koloid. misalnya saja dalam industri cat, keramik, plastik, lem, tinta, mentega, keju, pelumas, sabun, agar-agar, detergen, gel,dan sejumlah besar produk lainnya. Maka dari pada itu, inilah yang mendasari mengapa perlu mempelajari sistem koloid.
Agar-agar sebenarnya adalah karbohidrat dengan berat molekul tinggi yang mengisi dinding sel rumput laut. Ia tergolong kelompok pektin dan merupakan suatu polimer yang tersusun dari monomer galaktosa. Agar-agar dapat dibentuk sebagai bubuk.
Histeresis adalah gejala yang dimiliki oleh agar-agar dan sejumlah bahan gel lainnya, yang berhubungan dengan suhu transisi fase padat-cair. Agar-agar mulai mencair pada suhu 85 °C dan mulai memadat pada suhu 32-40 °C. Melihat dari bahan yang digunakan dalam agar-agar yang ada terkaitan dengan bahan kimia,maka kami pun akan menjelaskannya dalam laporan ini.


1.2 Tujuan Percobaan
n  Mengetahui beberapa sifat koloid dalam percobaan
n  Mengetahui cara pembuatan koloid dalam percobaan
n  Mengetahui fungsi norit pada percobaan adsorbsi


BAB  2

2.1   Tinjauan Pustaka
Seorang kimiawan jerman bernama Richard Zigmondy, pada tahun 1912 mendesain mikroskop ultra untuk mengamati partikel-partikel terlarut termasuk partikel koloid. Ternyata partikel koloid mempunyai diameter 10 -7 – 10-5. mengapa harus menggunakan mikroskop ultra? Karena hanya partikel yang ukuran diameternya lebih besar dari 10-5 cm dapat dilihat dengan mikroskop biasa.
Tingkat wujud (fase) benda terdiri dari, cair dan gas. Tiap tingkat wujud tersebut dapat menjadi tersebut dapat menjadi medium pendispersi ataupun fase terdisfersi, berdasarkan hal tersebut, sistem koloid dapat di bagi menjadi beberapa jenis, seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini:
Fase
Terdispersi
Medium Pendispersi
Nama
Koloid
Contoh


Gas
Cair
Busa/ buih
Busa air laut, Busa sabun
Gas
Padat
Busa padat
Karet busa,batu apung
Cair
Gas
Aerosol cair
Kabut,awan,embun
Cair
Cair
Emulsi
Susu,mayones, santan
Cair
Padat
Emulsi padat
Mutiara,mentega,keju
Padat
Gas
Aerosol padat
Debu, asap
Padat
Cair
Sol
Cat kanji
Padat
Padat
Sol padat
Kaca, paduan logam
  
           Dari tabel di atas, yang perlu diingat adalah sebagai berikut:      
-Aerosol : sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas, jika yang trerdispersi berupa zat cair di sebut aerosol cair.
Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol seprti semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, farpume, cat semprot, dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol di perlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa klorofluorokargon (CFC) dan karbondioksida.
-Sol : sistem koloid yang fase terdispersinya berupa zat padat dan medium pendispersinya berupa zat padat, disebut sol padat.
- Emulsi : sistem koloid yang fase terdispersinya berupa zat padat dan medium pendispersinya berupa berupa zat cair. Bila medium pendispersinya berupa zat padat dikenal dengan emulsi zat padat.
- Busa : sisitem koloid yang fase terdispersinya berupa gas dan medium pendispersinya  berupa cair, bila medium pendispersinya berupa zat padat disebut busa padat.


2.2   Sifat-sifat Koloid
Sifat-sifat koloid sangat berguna untuk dipahami dan ada kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Sifat-sifat koloid, antara lain:      
Efek TyndaL
         Suatu sifat koloid sangat berguna untuk dipahami dan ada kaitannya dengan percobaan tyndal. Bila suatu larutan (larutan sejati) disinari dengan seberkas sinar tampak maka berkas sinar tadi akan diserap  dan dipancarkan. Sedangkan bila seberkas sinar dilewatkan pada sistem koloid maka sinar tersebut akan dihamburkan oleh partikel koloid, sehingga sinar yang melalui sisitem koloid akan teramati berupa jalur cahaya. Efek tyndal adalah sifat khas kolid yang dapat menghamburkan berkas cahaya.
    Dalam kejadian sehari-hari, efek tyndal dapat dilihat dalam peristiwa berikut :
1.    cahaya matahari jelas sekali berkasnya di sela-sela pohon yang sekitarnya berkabut. Jika berkas cahaya matahario tampak jelas di sela-sela dinding dapur yang banyak asapnya .
2.    Berkas cahaya proyektor tampak jelas di gedung bioskop yang banyak asap rokoknya.
3.    Sorot cahaya mobil berkas tampak jelas pada daerah yang berkabut.
- Gerak Brown
   Partikel koloid dapat bergerak lurus tetapi arahnya tidak menentu (gerak zigzag). Karena penemu gerakan partikel koloid seperti itu adalah Robert Brown maka gerak zig zag partikel koloid disebut gerak brown. Gerak brown adalah gerak zig zag dari partikel koloid yang hanya bisa diamati dengan mikroskop ultra. Gerak brown itu disebabkan adanya tumbukan dari partikel medium terdispersi.
   Bila partikel dari sistem koloi dilihat dengan mikroskop akan tampak senantiasa partikel-partikel koloid bergerak lurus, tetapi arahnya tidak menentu.                       
- Koloid Pelindung
    Koloid pelindung merupakan sifat koloid yang dapat melindungi koloid lain. Koloid pelindung pada emulsi dinamakan emulgator. Ada beberapa koloid yang tidak mengalami pemggumpalan,jika di tambahkan suatu koloid lain. Koloid yang dapat memberikan kestabilan disebut koloid pelindung. Koloid pelindung membuntuk lapisan di sekeliling partikel koloid,sehingga melindungi muatan partikel koloid tersebut.
Contoh :
a.) Tinta tidak mengendap karena dicampur dengan koloid pelindung.
b.) Pada pembuatan es krim dicampur dengan gelatin sebagai koloid pelindung,yang mencegah pengkristalan es.

2.3  Pembuatan Sistem koloid
Ukuran partikel koloid terletak antara larutan sejati dengan partikel-partikel suspensi. Pembuatan sistem koloid dapat dilakukan dengan dua cara,yaitu kondensasi dan cara dispersi.
     1) Cara Kondensasi
Cara kondensasi adalah dengan menggabungkan ion-ion,atom-atom,molekul-molekul,atau partikel yang lebih halus membentuk partikel yang lebih besar dan sesuai dengan ukuran partikel koloid.
     2) Cara Dispersi
Cara dispersi adalah dengan menghaluskan butir-butir zat yang bersifat makroskopis (kasar) menjadi butir-butir zat yang bersifat mikroskopis (halus),sesuai dengan ukuran partikel koloid. Dispersi bisa dilakukan dengan cara mekanik,peptisasi maupun cara busur bredig.Pembuatan koloid dengan cara dispersi, dapat dilakukan melalui beberapa metode yaitu :
1.    Cara Mekanik.
Pembuatan koloid  secara mekanik dilakukan dengan cara menggerus / menghaluskan partikel-partikel kasar menjadi partikel-partikel halus. Selanjutnya, didispersikan ke dalam medium pendispersi. Pada umumnya ke dalam sistem koloid yang terbentuk; ditambahkan zat penstabil yang berupa koloid pelindung. Zat penstabil ini berfungsi untuk mencegah terjadinyakoagulasi.
Contoh :
Sol belerang dapat dibuat dengan cara menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan zatinert ( misalnya gula pasir ) kemudian mencampur serbuk halus tersebut dengan air.

2.    Cara Peptisasi.
Cara peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemecah ( zat pemeptisasi ). Zat pemeptisasi akan memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
Istilah peptisasi dihubungkan dengan istilah peptonisasi yaitu proses pemecahan protein (polipeptida ) dengan menggunakan enzim pepsin sebagai katalisatornya.
Contoh :
o   Agar-agar dipeptisasi oleh air
o   Nitroselulosa oleh aseton
o   Karet oleh bensin
o   Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S
o   Endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3. 

BAB 3
3.1 Alat dan Bahan
      Alat :
1.    Panci (ukuran sedang)
2.    Gunting
3.    Tempat Cetakan Agar-agar
4.    Pengaduk Agar-agar/Centong
    
      Bahan :
1.    Agar-agar saset (3 bungkus)
2.    Santan Kara (2 Bungkus)
3.    Gula Pasir (± 10 sendok makan/sesuai selera)
4.    Air mineral (± 1800cc)

3.2 Prosedur Percobaan
       Langkah Kerja :
1.    Masukan Agar-agar saset dan gula kedalam panic yang tersedia.
2.    Setelah itu masukan Air mineral dan santan secara bersamaan sekaligus diaduk(pengadukan ini dilakukan agar santan tidak pecah).
3.    Selanjutnya taruh panic diatas kompor,nyalakan kompor dengan api sedang.
4.    Aduk adonan Agar-agar secara terus menerus agar santan tidak pecah,tunggu hingga mendidih.
5.    Setelah itu tuang adonan Agar-agar kedalam cetaka Agar-agar yang ada,biarkan selama beberapa menit hingga uap panas dalam adonan agar-agar hilang.
6.    Setelah uap agar-agar hilang masukan adonan agar-agar kedalam kulkas dan tunggu hingga adonan mengeras.
7.    Setelan mengeras Agar-agar pun dapat disantap oleh keluarga dengan menggunakan tambahan vla.

BAB 4
4.1 Hasil Pengamatan
Pada praktikum ini, sistem koloid yang digunakan yaitu Suspensi. Yang terjadi jika suspensi agar-agar dipanaskan maka akan terdapat gelembung-gelembung gas, karena agar-agar mendidih. Selain itu akan tercampur antara padatan agar-agar dengan air, jika didiamkan atau didinginkan dalam suhu kamar maka padatan agar-agar akan mengeras  dan terdapat efek tyndall walaupun tidak jelas. Efek tyndal adalah sifat khas koloid yang dapat menghamburkan berkas cahaya.


4.2  Pembahasan
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi. Secara Makroskopis koloid tampak homogen, tetapi jika diamati dengan mikroskop ultra akan tampak heterogen, masih dapat dibedakan atas komponennya. Koloid umumnya keruh tetapi stabil (tidak memisah).
Suspensi adalah campuran kasar dan bersifat heterogen. Antar komponennhya terdapat bidang batas dan sering kali dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop. Suspensi tampak keruh dan tidak stabil. Suspensi dapat dipisahkan melalui penyaringan.
Larutan adalah campuran homogen, di mana antarkomponennya tidak terdapat bidang batas sehingga tidak terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain itu, campuran homogen mempunyai komposisi yang sama pada setiap bagiannya.
Koloid yang medium pendispersinya zat cair dibedakan menjadi koloid liofil dan liofob. Hal ini didasarkan atas sifat tarikan antara partikel pendispersinya dengan partikel terdispersi. Liofil artinya suka pada cairan dan liofob artinya tidak suka ( takut ) pada cairan. Sol liofil lebih kental dari medium pendispersinya, dan tidak akan mengalami penggumpalan bila sedikit ditambahkan elektrolit. Oleh karena itu, koloid dari sol liofil lebih stabil jika dibandingkan dengan koloid liofob. Zat terdispersi dari suatu sol liofil dapat dipisahkan dari medium pendispersinya, dengan cara penguapan atau pengendapan. Contoh dari koloid liofil ini antara lain agar – agar, susu dan santan. Sedangkan sol liofob bersifat sebaiknya dengan sol liofil. Jika medium pendispersi dari sol liofob diuapkan atau digumpalkan dengan larutan elektrolit, sehingga zat terdispersi terpisah dari medium pendispersi. Contoh dari koloid liofob antara lain sol belerang dan sol emas.


BAB 5
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, dapat dilihat bahwa campuran  agar-agar dengan air yang telah dipanaskan sebelumnya sangat nampak efek tyndallnya.
Gel terbentuk karena pada saat dipanaskan di air, molekul agar-agar dan air bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai saling merapat, memadat dan membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul air, sehingga terbentuk sistem koloid padat-cair.
Proses pemanasan pada agar-agar dimaksudkan agar butir-butir kasar endapan agar-agar dapat menjadi partikel koloid dengan bantuan pemeptisasi. Dari hasil pengamatan maka agar-agar tergolong jenis koloid emulsi padat dengan fase terdispersi cair dan medium pendispersi padat. Cara pembuatan agar-agar membutuhkan zat pemecah yang berupa air agar menjadi partikel koloid.


5.2 Daftar Pustaka

Sutresna, Nana. 2011. Advanced Learning Chemistry 2A For Grade XI Senior High School. Bandung: GRAFINDO MEDIA PRATAMA.
Utami, Budi. d.k.k..2009. KIMIA Untuk SMA/MA Kelas XI Program Ilmu Alam. Jakarta: PT Gendarin Indonesia.
          Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
          Kusnawati, Tine Maria, dkk. 2005. Sains Kimia. Jakarta: Bumi Aksara
          Oxtoby, David W. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga
          www.google.com
          www.blogger.com
          www.wikipedia





Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

2 komentar:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com tipscantiknya.com kumpulanrumusnya.comnya.com