COGNITIVE DEVELOPMENT
NAMA
ANGGOTA KELOMPOK :
GRACIA MARIA LOEMONGGA
MARCEL AGUST
TYA SINTIA DEWI
VIRLIYAN GUMAY ( 2014 )
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
JAKARTA RAYA
FAKULTAS PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN KOGNITIF
1.1. Beyond Piaget : New Ways of Thinking in Adulthood
Beberapa riset dan teori menyatakan perubahan dalam kognisi
jauh lebih luas daripada hanya sekedar manipulasi intelektual abstrak yang
digambarkan Piaget. Penelitian lain setuju dengan postformal thought, mengkombinasikan
logika, emosi dan pengalaman nyata dalam menyelesaikan lebih dari satu masalah.
Sehingga penalaran formal (Formal Reasoning) bukan hanya satu-satunya,
dan bahkan mungkin bukan yang paling penting, dalam kemampuan berpikir dewasa.
Reflective thinking atau berpikir reflektif adalah berpikir logis yang muncul
pada masa dewasa melibatkan evaluasi terhadap informasi dengan mempertimbangkan
bukti-bukti yang mendukung (usia 20 dan atau sampai 25 tahun).
Postformal thought adalah berpikir matang yang bergantung pada pengalaman
subjektif, intuisi serta logika yang berguna dalam menghadapi ambiguitas,
ketidakpastian, ketidakkonsistenan dan ketidaksempurnaan.
Pemikiran postformal bersifat relatif. Pemikiran ini melihat
bayangan abu-abu, sebagai respon terhadap peristiwa dan interaksi serta membuka
cara pandang berbeda terhadap sesuatu dan menantang pandangan sederhana
terpolarisasi terhadap dunia. Jan Sinnott (1984,1998) salah seorang
peneliti terkenal, mengemukakan beberapa kriteria pemikiran postformal. Sebagai
berikut :
1. Shifting
gears (fleksibel) adalah kemampuan untuk maju dan mundur antara
pemikiran abstrak dengan pertimbangan praktis dan nyata (“mungkin di atas kertas
ini bekerja, tetapi tidak di dunia nyata”)
2. Problem
definition adalah kemampuan untuk mengidentifikasikan suatu masalah
dengan mengkategorikannya dan mendefenisikan cangkupannya. (“ini merupakan
masalah etis, bukan legal, sehingga presiden secara hukum tidak akan membantu
masalah ini”)
3. Process-product
shift adalah kemampuan melihat bahwa suatu masalah dapat di selesaikan
baik dengan pendekatan umum, atau solusi konkret terhadap masalah khusus (“saya
pernah menemui masalah seperti ini sebelumnya, an beginilah saya
menyelesaikannya” atau “dalam hal ini, solusi terbaik adalah….”)
4. Pragmatism adalah
kemampuan untuk memilih yang terbaik dari beberapa kemungkinan solusi dan
menyadari kriteria pemilihan tersebut (“jika anda menginginkan solusi yang
mudah gunakan ini, jika anda ingin solusi yang cepat gunakan itu”)
5. Multiple
solution adalah menyadari bahwa banyak masalah memiliki lebih
dari satu alasan, di mana seseorang tersebut mungkin memiliki tujuan yang
berbeda pula, sehingga banyak metode yang digunakan untuk lebih dari satu
solusi (“mari kita coba dengan caramu, jika tidak berhasil, kita dapat
menggunakan caraku”)
6. Awareness
of paradox adalah menyadari bahwa masalah atau solusi mengandung
konflik inheren (“melakukan hal ini akan memberikan apa yang
diinginkannya,tetapi akhirnya hanya akan membuatnya bersedih”)
7. Self-referential
thought adalah kesadaran seseorang bahwa dia harus memutuskan
logika mana yang akan digunakan
1.2. Schaie : A
Life-Span Model of Cognitive Development
Peneliti yang mengajukan model rentang kehidupan
perkembangan kognitif adalah K. Warner Schaie (1977-1978; Schaie & Willis,
2000) ditinjau dari perkembangan penggunaan intelek dengan kontek sosial. Ada
tujuh tahapan tersebut yaitu :
No
|
Nama Tahapan
|
Penjelasan
|
1
|
Acquisitive
stage (tahap pencarian)
|
Individu ( Dewasa Awal ) belajar
informasi dan keterampilan bertujuan, sebagian besar untuk diri mereka
sendiri atau sebagai persiapan berpartisipasi dalam masyarakat.
|
2
|
Achieving stage (tahap pencapaian)
|
Individu ( Dewasa Awal )
menggunakan pengetahuan untuk mendapatkan kompetensi dan independensi.
|
3
|
Responsible stage (tahap pertanggungjawaban)
|
Individu ( Dewasa Madya ) menaruh perhatian pada target
jangka panjang dan masalah praktis berkaitan dengan tanggung jawab mereka
terhadap orang lain.
|
4
|
Executive stage (tahap eksekutif)
|
Individu ( Dewasa Madya )
bertanggung jawab terhadap sistem sosial dan dengan relasi kompleks di
beberapa level.
|
5
|
Reorganizational stage (tahap reorganisasi)
|
Individu ( Dewasa Madya ) orang
dewasa yang memasuki masa pensiun mereorganisir kehidupan mereka seputar
aktivitas bukan kerja.
|
6
|
Reintegrative stage (tahap reintegratif)
|
Individu ( Dewasa Akhir ) memilih
memfokuskan energinya yang terbatas pada tugas yang bermakna bagi mereka.
|
7
|
Legacy – creating stage (tahap penciptaan warisan)
|
Indivivu (Dewasa Akhir) bersiap
menghadapi kematian dengan merekam kisah hidup mereka, membagikan harta.
|
Jika orang dewasa menggunakan tahapan ini, kemudian test
psikometri, dimana memakai jenis pengukuran inteligen yang sama untuk seluruh
periode kehidupan, mungkin tidak sesuai dengan mereka. Sehingga kita memerlukan
pengukuran yang tepat untuk menunjukkan rentang kehidupan yang sebenarnya.
1.3. STERNBERG :
INSIGHT AND KNOW-HOW
Menurut Teori yang dikemukakan oleh Sternberg (Papalia, dkk
; 2007) dalam diri manusia, terdapat experiential element (kecerdasan
menemukan ide kreatif) dan contextual element (kecerdasan
penyesuaian diri terhadap masalah praktikal). Kedua aspek tersebut adalah aspek
yang tidak dicakup dalam tes psikometri yang mengukur kecerdasan manusia.
Banyak kasus yang ditemukan dalam fenomena perkembangan pada masa dewasa dini
yang mengindikasikan bahwa perkembangan kognitif pada masa dewasa dini bukanlah
hanya sebatas IQ yang dalam alat tes. Dan juga IQ dan skor-skor tinggi yang
dicapai secara akademis belum pasti menjadi penentu bahwa seseorang tersebut
akan menghasilkan performa kerja yang baik ketika sudah bekerja.
Hal ini dapat dilihat pada kasus Alix, Barbara dan Courtney
yang telah menyelesaikan program sarjana dari Universitas Yale (Papalia,dkk ;
2007). Disebutkan bahwa selama masa perkuliahan, Alix merupakan siswa yang
cukup diperhitungkan prestasi akademisnya dan berskor tinggi dalam Ujian Akhir
Sarjana dan mendapat rekomendasi pekerjaan yang banyak. Sedangkan Barbara hanya
mendapat nilai rata-rata bahkan meraih skor rendah dalam Ujian Akhir Sarjanan
namun yang terjadi ialah ia mendapat begitu banyak pujian dan rekomendasi atas
penelitian dan ide kreatifnya. Courtney juga memperoleh skor-skor yang lumayan
bagus walaupun bukan yang tertinggi.
Ternyata ketika Alix, Barbara dan Courtney sudah mulai
mengecap dunia pekerjaan, hal yang terjadi adalah kebalikan dari performa
inteligensi yang diraih secara akademis. Barbara mendapat rekomendasi yang
sangat baik dan diakui integritasnya atas kreativitasnya. Courtney juga
merupakan salah seorang yang paling cepat mendapat perkejaan walaupun ia tidak
mencapai peringkat tertinggi. Sedangkan Alix ternyata hanya baik dalam nilai
akademis namun tidak dalam pekerjaannya.
Hal ini lah yang menjadi contoh dalam experiential
element (kreativitas) dan contextual element (kecerdasaan
praktikal). Ketika seseorang memasuki masa dewasa dini, ia akan dinilai
secara alami yaitu bagaimana dia menemukan solusi secara praktikal dan
bagaimana ia mencapai tujuan dengan hal yang berbeda (kreativitas). Dalam masa
ini, pemikiran yang sempit seperti pemikiran pada masa sekolah akan mengalami
perubahan yang drastis. Penilaian bukan lagi dari penilaian akademis, melainkan
bagaimana seseorang individu itu memecahkan masalah yang ada dengan cepat.
Perubahan intelegensi terkait usia
Kreativitas
dan kemampuan untuk memecahkan masalah praktis tampaknya bertambah atau
setidaknya tetap stabil sampai individu memasuki usia setengah baya, sedangkan
kemampuan untuk memecahkan masalah akademik umumnya menurun (Sternberg, Wagner,
William, & Horvarth, 1995). Masalah praktis muncul dari pengalaman pribadi,
seperti halnya informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Menjadi lebih
relevan dengan memecahkan, mereka membangkitkan pemikiran lebih berhati-hati
dan memberikan ukuran yang lebih baik dari kemampuan berfikir dari masalah akademik terputus dari kehidupan
sehari-hari. Masalah akademik umumnya memiliki jawaban yang pasti dan mencari
salah satu jawaban yang tepat. masalah praktis yang sering kali kurang sehat
dan memiliki berbagai solusi yang mungkin dan cara untuk mencapai nya,
dengan masing-masing kelebihan dan kekurangan (Neisser, 1976;
Sternberg & Wagner, 1989; Wagner & Sternberg, 1985).
TACIT
KNOWLEDGE
Taccit knowledge adalah
kemampuan yang ada dalam diri seseorang secara inplisit dan tidak secara formal
diajarkan atau dibukakan secara langsung. Taccit
knowledge terdiri dari :
1. self-management (kemampuan untuk
motivasi dan mengorganisir waktu dan energi)
2. management of tasks (kemampuan untuk
mengetahui bagaimana mengejakan suatu tugas)
3. management of others (kemampuan untuk
memuji dan mengkritik sesuatu)
Taccit
knowledge sekilas
terlihat seperti bertolak belakang dengan IQ. Hal ini dikarenakan bahwa taccit
knowledge seakan keluar
dengan sendiri dari dalam diri orang yang mengalaminya.
Contohnya adalah perawat amatir yang menolong orang yang terluka ditengah jalan
dengan ras betul-betul ingin menolong dengan perawat yang sudah berpengalaman
merasa biasa-biasa saja. Hal perawatan terhadap orang yang terluka ini tidak
jauh berda. Perawat amatir dan berpengalaman tersebut tidak jauh beda yaitu
sama-sama mengobati. Yang menjadi pembeda adalah ketika perawat amatir tersebut
mampu menggunakan perasaannya and intuisinya dalam menentukan bagaimana harus
bertindak dan kemampuan yang telah dipelajari, yang dipadu dengan cara
yang interaktif.
1.4. EMOTIONAL INTELLIGENCE
Emotional
inteligence adalah
kercedasan seseorang untuk mengerti dan mengatur emosi yang merupakan komponen
yang sangat penting dalam kecerdasaan berperilaku. Emotional intelligece merupaka hal yang berbeda dengan
IQ. Kecerdasaan ini adalah kecerdasaan yang menjelaskan bagaimana seseorang
merasa, mengelola perasan, berempati, optimis, memiliki motivasi, dan berkompetensi
dalam sosial. Menurut Daniel Goleman, kesuksesann yang diraih manusia kebanyakan
bukan karena tingginya IQ melainkan kecerdasan emosional.
Dalam masa dewasa dini, yang juga merupakan masa seseorang mulai beradaptasi
dengan dunia kerja, memilih pasangan, dan menjadi orang tua, kecerdasaan
emosional memegang peraasaan yang sangat krusial. Dalm penelitian Goleman,
didapatkan data bahwa 500 koorporasi yang sukses berskor tinggi dalam hal
kecerdasaan emosional. Kecerdasaan emosional (emotional intelligence) terlihat memberi kontribusi yang
sangat banyak kepada performa afektif pada perkerjaan. Dengan hal ini, dapat
dilihat juga bahwa kecerdasaan emosi berkaitan dengan tacit intelligence.
Namun tidak semua hal yang dikontrol dengan kecerdaasaan emosi itu baik. Karena
emosi hanyalah bagian dari traits. Contoh rasa marah dapat membangun
perilaku ke arah yang positif dan juga negatif. Maka semua pengelolaan emosi
yang terjadi pada masa dewasa dini juga menjadi indikator seseorang akan tetap
akan berintegritas atau tidak Semua berpusat pada kematangan psikologi dalam mengelola
emosi tersebut.
Pertanyaan saat persentasi :
1. Apa perbedaan teori-teori yang dijabarkan oleh kelompok ? ( Sri Kijang H )
2. Menurut teori Schaie ada beberapa tahapan Kognitif yang dialami oleh orang dewasa, bagaimana jika salah satu tahap itu terlewatkan? ( Ika Akniar)
3. Teori tentang Stenberg mengatakan bahwa perkembangan kognitif dewasa lebih baik daya kreatifitasnya dalam memecahkan masalah dibandingkan saat remaja. Tapi bukankah orang dewasa lebih meningkatkan karier dibandingkan social ? ( Sabar Hidaytulloh )
4. Apa setiap lansia intelegensinya bisa menurun ? dan apa yang membuat intenlegesi remaja turun sebelum waktunya ? ( Agistiyanti M )
5. Perkembangan Kognitif dimulai dari usia berapa dan berakhir diusia berapa ? ( Pahrunisa )
6. Apakah disaat melamar kerja atau ditempat kerja hanya kreatifitas saja yang dilihat tetapi akademis tidak dilihat ? ( Tri Dini S )
1. Apa perbedaan teori-teori yang dijabarkan oleh kelompok ? ( Sri Kijang H )
2. Menurut teori Schaie ada beberapa tahapan Kognitif yang dialami oleh orang dewasa, bagaimana jika salah satu tahap itu terlewatkan? ( Ika Akniar)
3. Teori tentang Stenberg mengatakan bahwa perkembangan kognitif dewasa lebih baik daya kreatifitasnya dalam memecahkan masalah dibandingkan saat remaja. Tapi bukankah orang dewasa lebih meningkatkan karier dibandingkan social ? ( Sabar Hidaytulloh )
4. Apa setiap lansia intelegensinya bisa menurun ? dan apa yang membuat intenlegesi remaja turun sebelum waktunya ? ( Agistiyanti M )
5. Perkembangan Kognitif dimulai dari usia berapa dan berakhir diusia berapa ? ( Pahrunisa )
6. Apakah disaat melamar kerja atau ditempat kerja hanya kreatifitas saja yang dilihat tetapi akademis tidak dilihat ? ( Tri Dini S )
Jawaban pertanyaan :
1. Perbedaan teori yang ada di dalam pembahassan ini yaitu yang pertama tentang Reflective thiking dan Postformal thinking adalah teori perkembangan dari beberapa ahli untuk menyempurnakan teori Piaget, sedangkan teori Schaie mengemukakan tahapan – tahapan perkembangan kognitif mulai dari dewasa awal sama dewasa akhir. Lalu teori Sternberg mengemukan tentang Taccit knowlight yang menjelaskan tentang pengaturan diri, megelola tugas dan mengatur lainnya. ( Tia Sintia Dewi )
2. Jadi disini tidak akan tahapan yang terlewatkan karena ini merupakan tahapan yang memang dijalankan oleh perkembangan dewasa, hal ini sama saja tentang tahapan teori Erik Erikson yang memeang tidak ada tahapan yang terlewatkan. ( Virlyan Gumay )
3. Bukankah orang dewasa lebih meningkatkan karier dibandingkan social ? itu salah karena jika dia ingin meningkatkan karier berarti secara tidak langsung dia juga harus meningkatkan sosialnya hal ini bisa terjadi karena kalau dia atau seorang dewasa tidak mempunyai sosial yang baik dilingkungan kerja atau dimasyarakat bagaiman dia bisa meningkatkan kariernya di tempat kerja. ( Gracia Maria L )
4. Apa setiap lansia intelegensinya menurun ? jawabannya tergantung dari setiap individu tersebut jika indivu mempunyai gaya hidup yang tidak baik dan pada saat usinya lansia intelegendi atau kognitifnya tidak diasah lagi itu bisa menyebabkan turunnya intelegensinya tapi kalau intelengensi atau kognitifnya diasah intenlegensi disaat usia tidak akan menurun. Dan apakah yang menbuat intelegensi remaja menurun ? jawabannya yaitu karena gaya hidup yang dilakukan remaja tersebut yang tidak baik. ( Gracia Maria L )
5. Perkembangan kognitif manusia dimulai saat masa pregent dan bisa berakhir tengantung dari individu tersebut jika melakukan gaya hidup yang baik akan berhenti saat individu meninggal tapi jiak memiliki gaya hidup yang tidak baik akan berkurang saat dia remaja dewasa awal atau lansia. ( Tia Sintia Dewi )
6.
Tidak selalu seperti itu. Memang nilai
akademis saat dipekerjaan dibutuhkan tapi seseorang yang walaupun memiliki
nilai akademis yang baik pasti dia akan kalah dengan orang yang mempunyai
kreatifitas yang tinggi. Sebab di perusahan manapun pasti akan menghargai orang
yang bisa memajukan perusahaannya dengan terobosan-terobosan yang baru. (
Gracia Maria L)1. Perbedaan teori yang ada di dalam pembahassan ini yaitu yang pertama tentang Reflective thiking dan Postformal thinking adalah teori perkembangan dari beberapa ahli untuk menyempurnakan teori Piaget, sedangkan teori Schaie mengemukakan tahapan – tahapan perkembangan kognitif mulai dari dewasa awal sama dewasa akhir. Lalu teori Sternberg mengemukan tentang Taccit knowlight yang menjelaskan tentang pengaturan diri, megelola tugas dan mengatur lainnya. ( Tia Sintia Dewi )
2. Jadi disini tidak akan tahapan yang terlewatkan karena ini merupakan tahapan yang memang dijalankan oleh perkembangan dewasa, hal ini sama saja tentang tahapan teori Erik Erikson yang memeang tidak ada tahapan yang terlewatkan. ( Virlyan Gumay )
3. Bukankah orang dewasa lebih meningkatkan karier dibandingkan social ? itu salah karena jika dia ingin meningkatkan karier berarti secara tidak langsung dia juga harus meningkatkan sosialnya hal ini bisa terjadi karena kalau dia atau seorang dewasa tidak mempunyai sosial yang baik dilingkungan kerja atau dimasyarakat bagaiman dia bisa meningkatkan kariernya di tempat kerja. ( Gracia Maria L )
4. Apa setiap lansia intelegensinya menurun ? jawabannya tergantung dari setiap individu tersebut jika indivu mempunyai gaya hidup yang tidak baik dan pada saat usinya lansia intelegendi atau kognitifnya tidak diasah lagi itu bisa menyebabkan turunnya intelegensinya tapi kalau intelengensi atau kognitifnya diasah intenlegensi disaat usia tidak akan menurun. Dan apakah yang menbuat intelegensi remaja menurun ? jawabannya yaitu karena gaya hidup yang dilakukan remaja tersebut yang tidak baik. ( Gracia Maria L )
5. Perkembangan kognitif manusia dimulai saat masa pregent dan bisa berakhir tengantung dari individu tersebut jika melakukan gaya hidup yang baik akan berhenti saat individu meninggal tapi jiak memiliki gaya hidup yang tidak baik akan berkurang saat dia remaja dewasa awal atau lansia. ( Tia Sintia Dewi )
0 komentar:
Posting Komentar